Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat. (Matius 24:13)
Mendengar kata setia apa yang ada di benak Anda saat ini? sesuatu yang sulit kah atau mudah dijalankan? Kalau pertanyaannya seperti ini, setiap orang pasti memiliki jawaban yang bervariasi. Ada yang menjawab langsung sesuai dengan pertanyaan, tetapi ada juga yang menjawab dengan kalimat yang berputar-putar.
Yesus pada saat turun ke bumi ini mengajarkan perihal kesetiaan kepada murid-muridNya. Dengan kata-kata yang sederhana dan jelas, Yesus mengarahkan para pengikutNya agar terus berjalan dalam setiap pengajaran-Nya yang pernah mereka dengar. Menjadi menarik karena Yesus dalam mengajar mengenai hal ini selalu mengaitkannya dengan keselamatan.
Pelajaran kali ini tidak akan mempertentangkan predestinasi dari tiap mazhab yang ada di dalam kekristenan. Bukan, bukan itu. Tetapi, lebih memandang kepada bagaimana kesetiaan menjadi salah satu hal yang sangat penting di hadapan Allah.
Kehidupan duniawi yang sangat menggiurkan atau pun tekanan-tekanan dari orang-orang yang tidak ingin nama Tuhan dimuliakan di bumi ini, serta kondisi tidak mengenakkan berpotensi menjauhkan hidup manusia dari Allah. Oleh karena itu, Yesus memperlengkapi para pengikut-Nya dengan pelajaran mengenai kesetiaan.
Allah sangat senang dengan pelayanan yang kita kerjakan untuk memuliakan nama-Nya, tetapi itu tidaklah cukup. Allah ingin Anda dan saya untuk berlaku setia. Dia tahu akan banyak orang awalnya akan menyerahkan diri untuk melayani-Nya, tetapi apakah itu dilakukan sampai orang itu menjadi tua dan akhirnya meninggal? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Mungkin perumpaan tentang seorang penabur (Matius 13:1-23) dapat lebih menjelaskan hal kesetiaan. Seperti yang kita ketahui, ada seseorang yang sedang menabur benih di empat tempat, yakni sebagian di pinggir jalan, sebagian lagi ditabur di jalan berbatu-batu, sebagian di semak duri, dan sebagian lagi benihnya di tabur di tanah yang baik. Diantara keempat tanah ini, manakah yang Tuhan rindukan terjadi dalam kehidupan kita? Tentu tanah yang baik. Tanah jenis ini berbicara mengenai kehidupan iman kita yang terus berakar dan bertumbuh dengan baik.
Iman sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang mengaku sebagai pengikut Yesus. Namun iman seperti apa yang harus kita miliki agar hidup kita tetap berjalan di dalam Tuhan? Jawabannya adalah iman yang menyelamatkan (Matius 10:22). Iman seperti ini mempunyai kualitas menghadapi penderitaan. Jadi, sekali pun masalah menghadang, kondisi tidak memungkinkan untuk Anda percaya sebenarnya, iman yang menyelamatkan akan membuat Anda tetap berada di jalur yang benar.
Pertanyaan sekarang ini, berapa lama Allah mengharapkan Anda dan saya untuk tetap setia? Jawabannya sangat sederhana - sampai pada kesudahannya. Kata Yunani untuk kesudahannya adalah Hupomene yang berarti "sampai akhir zaman" atau "sampai menjadi martir". Allah menginginkan kita terus memegang setiap firman-Nya dan melakukan setiap perintah-Nya selagi kita masih ada bumi ini.
Jika saat ini diantara Anda ada yang undur dari Tuhan dan mulai menjauh datanglah kepada-Nya. Serahkan diri Anda untuk kembali dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya. Jadilah saksi Kristus yang membawa kabar baik ke setiap suku, kaum, bangsa, dan bahasa. Seperti yang Paulus tulis kepada Timotius, "Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku" (II Timotius 4:11). Markus telah kembali kepada persekutuan dan pelayanan yang bermanfaat. Anda juga bisa kembali dan akan kembali, jika Anda mengaku sungguh sebagai seorang kristen. Itulah bagian dari penyerahan diri kepada Kristus. Berserah kepada Kristus berarti setia.
Saduran: Murid Sejati; Paul W. Powell; penerbit Kalam Hidup